TITIKTEMU.CO JAKARTA – Suhu politik jelang Pilpres 2024 mulai menghangat. Suara Nahdliyin mulai diperebutkan oleh PKB dan NU. Ketum PKB Cak Imin ngotot mau nyapres, sedang NU memilih netral dalam Pilpres 2024 mendatang.
Sampai saat ini Cak Imin tetap ingin maju menjadi calon presiden di Pilpres 2024. Meski susah mewujudkannya. Elektabilitas Cak Imin saat ini tidak mendukungya untuk menjadi capres.
Saat ini partainya disebut-sebut akan berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau berkoalisi dengan Gerindra.
Baca Juga: Sadio Mane Datang. Apakah Bayern akan Melepaskan Robert Lewandowski ke Barcelona?
Baru-baru ini Cak Imin bertemu dengan Prabowo Subianto dan kabarnya akan membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Namun posisi Cak Imin untuk menjadi capres boleh jadi suatu hil yang mustahal, kata pelawak dari grup Srimulat. Kalau cawapres Prabowo Subianto mungkin-mungkin saja akan terjadi.
Direktur The Wahid Foundation, Yenni Wahid juga berkomentar soal Cak Imin dengan menyatakan bahwa, sejatinya orang yang pada berbagai survei namanya tidak "ngangkat" jangan terlalu percaya diri nyapres.
Baca Juga: Kiswah Kabah Dinaikkan Menjelang Persiapan Musim Haji 1443 H

Menanggapi hal itu, Cak Imin langsung menyerang Yenni Wahid di twitter hari ini, Kamis, 23 Juni 2022. Ditulis @cakiminNOW: Yeni itu bukan PKB, bikin partai sendiri aja gagal lolos, bbrpa kali pemilu nyerang PKB gak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya, jadi ngapain ikut - ikut ngatur PKB, hidupin aja partemu yang gagal itu.. PKB sdh aman nyaman kok. Twitter itu ditulis pukul 08.00.
Artikel Terkait
Arab Saudi Cabut Stiker Jaga Jarak, Masjidil Haram Kembali Berkapasitas Penuh
Mengapa Gus Dur Dicintai Banyak Orang? Ternyata, Ini Penjelasan Gus Yusuf Cilacap...
Mardani Maming Dikriminalisasi, LPBH NU, LBH Ansor, dan HIPMI Lapor ke LPSK dan KY
Songsong Satu Abad NU akan Digelar Konferensi Internasional Pemimpin Agama Seluruh Dunia dan Fikih Peradaban
Konbes NU 2022 Hasilkan 19 Peraturan Perkumpulan, Acuan Menjalankan Organisasi
Haji 2022 : Hari ke-12, Lebih 32 Ribu Jamaah dan Haji Khusus Sudah Berada di Tanah Suci