TITIKTEMU.CO, JAKARTA - Dewasa ini, siapa yang masih merasa asing jika mendengar kawasan Slipi?
Kawasan produktif yang padat dilalui oleh penduduk Ibu Kota khususnya yang ingin menuju daerah Kebon Jeruk - Tanah Abang, Kebayoran - Petamburan - Tanah Abang hingga Cawang - Kuningan - Pasar Minggu ini juga menjadi sentra bisnis di daerah Jakarta Barat.
Itulah sebabnya kawasan ini terkenal dengan kemacetan lalu lintasnya yang seringkali membuat orang - orang gemas karena memakan waktu yang cukup lama agar bisa sampai ke kantor masing - masing.
Meski begitu, hingga tahun 1997 Slipi belum menjadi kawasan yang rawan kemacetan. Saat itu sebagian besar penduduk masih menggunakan bus antar kota sehingga kendaraan pribadi seperti motor dan mobil belum memadati kawasan ini.
Baca Juga: INFO LOKER : Rekrutmen Bersama BUMN hingga 20 Mei 2023, Pelamar Hanya Boleh mendaftar satu lowongan
Baca Juga: INFO LOKER : PLN Buka Lowongan Kerja di Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Buruan Daftar !
Tetapi kelonggaran itu tidak bertahan lama. Selain karena kawasan ini sudah sudah terkenal sebagai kawasan niaga sejak 1811 di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels hingga Thomas Stamford Raffles. Kawasan ini juga merupakan daerah strategis yang menghubungkan kawasan - kawasan penting di Ibu Kota.
Mungkin teman - teman bertanya - tanya, bagaimana awal ceritanya hingga kini Slipi menjadi salah satu sentra bisnis terpadat di Ibu Kota?
Pada tahun 1982 ada sebuah proyek bangunan yang dibangun di kawasan ini. Dahulu proyek itu bernama Wisma Bisnis Indonesia namun berubah nama menjadi Wisma Slipi. Proyek ini merupakan gedung sewa perkantoran pertama di Jakarta Barat saat itu.
Karena dibangun tepat di sebelah Slipi Jaya Plaza, gedung ini digadang - gadang sebagai pionir di bidang pertokoan wilayah Jawa Barat. Meski sempat ditunda realisasinya hingga 1990. Saat selesai dibangun pada 18 februari 1992, gedung 14 lantai ini menjadi kantor baru harian ekonomi Bisnis Indonesia.
Pada tahun 2007 kembali dibangun gedung perkantoran lainnya, yaitu. Wisma 76 yang merupakan bangunan kantor bertipe Grade B dengan luas bangunan 15.000 meter persegi. Bangunan ini memiliki kapasitas yang cukup besar karena memiliki 26 lantai yang sudah dilengkapi dengan 5 lift untuk mengakomodir mobilitas teman - teman.
Baca Juga: Booster Vaksin Kedua Digenjot Lagi, Kenapa ?
Artikel Terkait
LRT Jabodebek Dioperasikan Tanpa Masinis Lho…. Kok Bisa? Begini Penjelasannya
LRT Jabodebek Dioperasikan Otomatis dari Pusat Kendali, PT KAI Siapkan 123 Prama Prami di Setiap Rangkaian
Sejarah Baru, Jakarta Bangun Pedestrian Bawah Tanah, Hubungkan Stasiun MRT dengan Perkantoran
Horee! Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Kembali Dibuka, Pengunjung Wajib Daftar via JAKI
Sinopsis Film Fast X, Penutup Sequel Film Fast and Furious
INFO HAJI 2023 : Pelunasan Biaya Haji 1444 H Diperpanjang Lagi hingga 19 Mei 2023