Jemparingan adalah seni memanah tradisional khas Mataram –Surakarta dan Yogyakarta. Seni memanah ini juga kerap disebut dengan istilah panahan tradisional Mataraman. Ratusan tahun lalu, tradisi ini dibawa oleh prajurit keluar tembok keraton melalui gladen atau latihan di alun-alun keraton.
Lewat latihan itulah para prajurit keraton memamerkan keahlian memanah, disaksikan oleh ratusan orang dari pinggir lapangan. Para prajurit keraton kemudian menularkan kemahiran memanah kepada rakyat biasa.
Di wilayah Surakarta sendiri, kelompok-kelompok pecinta dan pelestari jemparingan sudah lama muncul. Selain Kota Surakarta, mereka tersebar di enam kota lain, yaitu Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri.
Kelompok-kelompok jemparingan itu melakukan latihan bersama setiap sepasar atau 35 hari sekali, yaitu pada Sabtu Legi, di kawasan Taman Sriwedari. Mereka pun tetap mempertahankan tata cara memananh sesuai dengan tradisi dan budaya Mataram.***