Cerbung: 'BUNGA MERAH JAMBU' Bab 17 By Masdaraimunda

- Selasa, 23 Mei 2023 | 05:37 WIB
Bunga Merah Jambu (Pixabay)
Bunga Merah Jambu (Pixabay)


'BUNGA MERAH JAMBU'
Bab 17
By Masdaraimunda


LIBURAN ITU akhirnya berakhir. Saat pulang di sepanjang perjalanan menuju Singapura Maya meletakkan kepala di bahu Tristan. Pria itu menggenggam erat jemarinya. Keduanya berbagi kehangatan dan sepertinya sama-sama enggan untuk berpisah.

Ada banyak kenangan manis yang terukir. Satu yang tidak akan terlupakan, yakni untuk pertama kali keduanya berbeda pendapat dan berusaha menyelesaikan bersama. Yang Maya kagumi, Tristan tidak pernah sekalipun melakukan hal-hal yang tidak pantas padanya.

Baca Juga: INFO HAJI 2023 : Jemaah Jangan Bawa Jimat

Pria itu menjaga kedekatan mereka berdua. Padahal banyak kesempatan untuk itu. Dan Maya pasti tidak akan menolak jika diminta. Ia semakin mengenal bahwa kekasihnya adalah pria sopan, penyayang dan selalu menomorsatukan keluarga.

Setiba di Jakarta mereka kembali menjadi dua orang yang seolah tidak saling mengenal. Pulang dengan kendaraan masing-masing. Meski tengah memakai masker, Tristan langsung dikenali oleh beberapa orang. Jadilah perempuan itu harus menyingkir. Maya langsung menuju apartemennya. Sengaja masih menyisakan cuti agar bisa beristirahat setelah perjalanan panjang. Lagi pula memang masih ingin bermalas-malasan tanpa harus memikirkan pekerjaan.

Baca Juga: Film Bioskop Kajiman: Iblis Terkejam Penagih Janji

Ada yang terasa hilang ketika ia selesai mandi sore itu. Kemarin, disaat seperti ini ia sudah berada dalam pelukan Tristan. Berbincang tentang banyak hal termasuk apa yang sudah dilakukan sepanjang hari. Bertanya tentang masa lalu dan juga kebiasaan pria itu. Mencoba merancang masa depan meski masih dalam bentuk yang paling sederhana. Maya kehilangan teman berbagi cerita. Namun, perempuan itu segera mencoba melepaskan semua dan kembali berdamai dengan kesendirian. Tristan tidak bisa sepenuhnya menjadi miliknya. Ada tiga orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ayahya.

Kalimat adiknya Lina mulai terasa kebenarannya. Risiko pacaran dengan duda yang memiliki anak adalah, ia harus berbagi dengan mereka. Masih beruntung karena tidak harus bersaing dengan mantan istri. Mengingat tentang Nadine, Maya semakin menyadari kalau Tristan memang pria yang baik. Sekian lama bisa menahan rasa kecewa dan benci terhadap mantan istri di hadapan anak-anaknya serta orang banyak. Sebuah pilihan yang sebenarnya tidak mudah.

Ia sendiri tidak pernah berpikiran untuk berselingkuh. Mungkin karena dibesarkan dari keluarga yang utuh. Papinya, meski dulu menduduki posisi penting di perusahaan tambang milik pemerintah, tidak pernah berpaling dari keluarga. Maminya yang juga sibuk karena memiliki jabatan tinggi di sebuah bank swasta , tidak pernah terdengar memiliki affair. Dalam hal ini Maya memang tidak ingin menghujat siapapun, karena sadar bahwa di masa depan bisa saja salah dalam mengambil keputusan. Ia juga memiliki masa lalu yang tidak terlalu baik.

“Papi dari mana?” tanya Dini begitu Tristan turun dari mobil. Anak gadisnya sudah menunggu dan langsung masuk ke dalam pelukannya.

“Menyepi, kenapa?”

“Papi menulis lagu?”

“Sekali ini tidak, papi hanya ingin menyendiri. Sudah terlalu lama sibuk dengan pekerjaan.”

Halaman:

Editor: Indria Purnama Hadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X