Cerbung: 'BUNGA MERAH JAMBU' Bab 15 By Masdaraimunda

- Senin, 22 Mei 2023 | 16:14 WIB
Bunga Merah Jambu (Pixabay)
Bunga Merah Jambu (Pixabay)

'BUNGA MERAH JAMBU'
Bab 15
By Masdaraimunda


“DAN KAMU merasa berhasil?”

“Tentang tuduhan orang lain, ya. Tapi ada beberapa hal yang tidak. Kukira rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. tapi ternyata tidak. rasa marah dan kecewa masih tetap ada.”

“Itu yang membuatmu sulit memulai hubungan baru?”

“Sebagian besar, ya. Takut kalau ketemu laki-laki seperti Bayu lagi. Takut gagal dan tidak bersedia memperjuangkan hubungan kami. Perasaan terakhir yang paling kuat.”

“Bagaimana dengan rasa takut tidak akan menemukan laki-laki sebaik dia?”

Mata Maya menatap tajam pada Tristan. Tidak suka pada kalimat yang dilontarkan kekasihnya. Perempuan itu mengembuskan nafas kasar.

“Kalau dia benar-benar baik, maka dia akan menjembatani antara keinginanku dan keinginan keluarganya. Bukan membiarkan semua sesuai keinginan mereka.”

“Dalam hal lain, apakah Bayu tidak baik?”

“Dia baik dan selalu mendukung karirku. Tidak merasa tersingkirkan dengan kesibukanku. Tapi semua tidak cukup untuk menjalani pernikahan. Orang di luar tidak tahu banyak hal selain itu.”

Tristan menatap kekasihnya. “Selama ini kamu terlalu fokus pada apa yang dipikirkan orang lain sehingga lupa menyembuhkan diri sendiri. Ketika hidupmu sedang butuh pertolongan, kenapa tidak mencari profesional pada saat itu?”

“Aku merasa bahwa orang lain akan menertawakanku. Dulu aku merasa bahwa pekerjaanku adalah sebuah pelayanan. Orang akan mengaitkan kehidupan pribadiku dengan pekerjaan. Aku tidak mau itu terjadi. Setidaknya ada hal lain yang harus tetap berjalan normal.”

“Dan sampai sekarang, itu adalah sebuah kebenaran, kamu dikenal sebagai dokter yang punya hati. Berapa dokter yang masih mau seperti kamu? Mengabdi pada klinik kecil yang jelas-jelas tidak menghasilkan uang banyak. Kamu periksa satu pasien di rumah sakit swasta mungkin setara dengan lima pasien di klinik. tapi kamu tetap menjalankan itu, kan? tidak pernah ingin meninggalkan.”

“Nggak pernah.”

Halaman:

Editor: Indria Purnama Hadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X